14 Mar 2016

terjaga...

terjaga... 
setelah sewindu pulas terpejam..
memulai diam2..
setelah bosan bermimpi dalam diam..
telah langkah gontai... 
setelah lelah melangkah dengan seringai..  
jari jemari tertungkup... 
mengungkap rupa dlm tirai imagi.. 
entah, tersadarkah hati..
sewaktu bernyanyi menyairkan nurani... 

kembali terjaga... 
sesaat tak sengaja kuputar cerita.. 
kerinduan.. 
ketakutan.. 
kehilangan.. 
dan harapan terkutuk dalam untaian kata.. 
entah... 
hidup mulai tak bertaring.. 
atau omong kosong menjadikannya tiada.. 
kini kukais lagi frasa tanpa rasa.. 
kuletakan pandangan pada kanvas kusam..
dengan tatapan yg tak menatap.. 
dengan gejolak bisu nan tuli.. 
kuagungkan kejujuran dan keluguan usang...
dengan untaian kata "masih" kah bermakna.. 
namun hidup akan selalu bermakna..

demi sebuah dinamika diakhir diktatku.. 

5 May 2012

Abstraksi romansa


Seakan ada jejak meniti jalan berbunga dalam hingar-bingar romansa penuh selaksa dan obsesi fana’ alam bawah sadar di jagat  senggama  antara hasrat dan rasa...  Mungkin kita dalam bingkai argumentasi pemujua."
Seperti tiada rimbun kedengkian presepsi dan buaian halusinasi sewaktu secuil imaji terbujuk anyaman kata ibarat  yang mengalun merdu dari mulut srigala yang mengigau tentang arti... Mungkin juga kita dalam ranum puitisme pujangga."
Sedemikian dangkal makna pemisah antara kata dan mengada-ngada, prakata  menepis sengketa dan dusta mewariskan petaka. Dalam batasanku memuja dan bersyair tentang cinta, tampak jelas titik kerinduan dan sanjungan...  Dialah wanita untuk istriku."

4 May 2012

Surat untuk buah hati...


Kepada buah hati...
 
"Aku ingin melihat wajah ibumu tersenyum, biarpun anyep sampul surat ini bercampur luka kasar aspal panas menguliti telapak kakiku siang tadi. 
Semua telah dengar, tentang napas di tengah kota yang  tak sesegar udara di dusun kita, tak ada kokok jantan di waktu subuh, juga senandung yang menyadarkan  lelap di pagi buta. 
Semua telah tahu, senja muram bagi jelata yang membelot dari ketidak-pastian rencana. 
Disini kukais sisa-kecerian bangsawan berpesta, bahkan sempat kurebut-paksa dari gerombolan lalat yang tengah menikmati makan siangnya. 
Semua telah kau tahu, tak perduli amis dan nyinyir sepanjang aliran kumuh tempatku mengaduh. 
Semua demi kalian buah hati, penerus langkah kecilku, agar kelak kau teruskan cita-cita besarku membuat rona di wajah ibumu tak pernah pudar…” 
  
Peluk cium ayahmu.

23 Mar 2012

Kandas


"..dan kandas di laut dangkal kala kuturunkan jangkar dan kukayuh sampan.."

rupanya daratan,  
sayang karang cadas kian cadas dikikis ombak samudra.. 
ombak tak bersahabat, 
diam saja tak cukup sadarkan sepasang belibis kasmaran di terjal karang, 
sampai masa reda, 
pandangan meratap nanar menyapa hati nian murung nan marah.. 
siapa salah telah lengah, 
siapa kalah ditinggal tekad menyerah, 
siapa saja boleh berkata lalu mencela.. 
saat layar kembali terkembang.. 
pancang tujuan.. 
mungkin senang atau kandas..

trim's u/ teman & perasaan:))


  

19 Jan 2011

Sang Pecundang


Akulah sang pecundang, 
sempat kau bujuk lalu kau buang, 
aku bintang malang, 
sekali benderang seterusnya hilang, 
kutebar ancaman kepada si raja jalang, 
biar saja ia duduk senang-senang, 
kelak tahtanya kurebut mengerang..

Akulah sang pecundang, 
bernasib gemilang namun terkekang, 
sempat kuterbang lalu terbangkang, 
aku dijegal rakus si belalang, 
biar saja ia mabuk kepayang, 
kelak datang masa kuterjang..

Akulah sang pecundang, 
sempat kau pinang lalu kau tendang…

"Nyanyian sang mantan koalisi..":)

10 Jan 2011

Kemana kau pergi

Kemana larinya angin musim yang mengalun perlahan, kemana dibawa daun muda yang terserai dari dahan, kemana kau pergi, aku masih tak temukan suara hati..

Kabarkan padaku mimpi-mimpi yang meluap bersayap, kabarkan padaku jati diri yang melenggang senyap, sekarang atau nanti kita tetap sama saja, mengenang dan menanti masa jaya menuai mimpi..

Wind of Reform "keep blowing"

8 Jan 2011

Kemara Rindu

Wajah perawan bawa angan pengembara, 
hantarkan gairah pijar asa berkelana, 
cancala gitar tua tertaut kemara rindu, 
terkatung warayang biru di tanah bacitra menuai rindu..

Dasih, 
hatiku gamar ditampar anyelir bercanda, 
dadaku gusar dicumbu dara bercinta, 
aku geming nian lacur dibuai girat senyumu,
tapi ragu kuketuk pintu, apa kau pun rindu?..

Dasih, 
di ujung purnama kan kau lihat lampita, 
kan kuikat janji di lentik jemari, 
kelak dewi embun 'kan jadi saksi, 
aku datang meminangmu di waktu pagi...

terjaga...

terjaga...  setelah sewindu pulas terpejam.. memulai diam2.. setelah bosan bermimpi dalam diam.. telah langkah gontai...  setela...